Pembelajar, murid atau peserta didik adalah manusia yang telah jatuh dalam dosa sehingga membutuhkan pemulihan dan keselamatan supaya melaluinya ia mempunyai kemampuan atau kapasitas untuk belajar dan mengembangkan potensi dalam dirinya dengan baik.
Dari pengertian di atas kita menemukan beberapa aspek penting yang perlu kita teliti lebih mendalam.
1. “Pembelajar adalah manusia yang telah jatuh dalam dosa…”
Pada waktu Adam jatuh ke dalam dosa, maka dosanya mempunyai akibat yang menimpa seluruh umat manusia, karena ia merupakan wakil dari seluruh umat manusia. Beberapa akibat dosa Adam:
1) Penderitaan.
a) Pekerjaan menjadi sukar (Kej 3:17-19a).
Sebetulnya pekerjaan itu sendiri bukanlah hukuman dosa, karena pekerjaan sudah ada sebelum dosa ada (Kej 2:15). Tetapi sebelum ada dosa, pekerjaan tidak sukar, dan setelah dosa ada, pekerjaan menjadi sukar, dan ini merupakan sebagian hukuman dosa. Kalau dihubungkan dengan pendidikan maka pelaksanaan pendidikan itu juga sukar.
b) Rasa gelisah, takut, kuatir, tidak damai (Kej 3:7-10; Yes 48:22).
Tuhan sudah mendesign manusia bisa hidup bahagia, damai, sukacita, karena hidup dalam persekutuan dengan Allah. Tetapi karena dosa maka relasi dengan Allah menjadi rusak, yang ada hanya kesenangan duniawi yang bersifat semu dan sementara.
c) Dampak yang lainnya adalah perempuan merasa sakit waktu melahirkan (Kej 3:16).
2) Putus hubungan dengan Allah (Kej 3:23 Yes 59:2).
Karena Allah itu suci, Ia tidak bisa bersatu dengan manusia yang berdosa.
3) Kematian (Kej 3:19).
Kematian ini bisa datang setiap saat, dan tidak akan bisa dihindari.
4) Semua manusia menjadi manusia berdosa.
Rom 5:18a,19a – “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, … Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa,…”. Ayat ini mengatakan bahwa gara-gara dosa pertama Adam, maka semua manusia menjadi orang berdosa di hadapan Tuhan. Mengapa? Karena Adam adalah manusia pertama, dianggap sebagai wakil dari seluruh umat manusia oleh Allah.
Pandangan para pendidik lain atau agama lain percaya bahwa pada waktu lahir, manusia itu suci. Tetapi kekristenan tidak mempercayai hal seperti itu. Kekristenan mengatakan bahwa sejak lahir, bahkan pada waktu masih dalam kandungan, manusia sudah adalah orang berdosa. Inilah yang disebut dosa asal/original sin.
5) Semua manusia ada di bawah murka Allah.
Yoh 3:36, “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya”. Kata ‘tetap’ di sini menunjukkan bahwa dari semula (sejak orang itu lahir), murka Allah itu sudah ada di atasnya. Kalau ia percaya kepada Yesus, maka murka itu dicabut, tetapi kalau ia tidak percaya / tidak taat, maka murka Allah itu tetap ada di atasnya.
6) Semua manusia condong / lebih senang pada dosa, dan tidak bisa berbuat baik.
Karena kita lahir sebagai orang yang berdosa, maka kita mempunyai kecenderungan untuk berbuat dosa, Kej 6:5 “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,…”;
Contoh manusia memiliki kecenderungan akan dosa:
a. Anak kecil diajar mengasihi, hidup disiplin, dsb, sukar sekali. Tetapi kalau diajar untuk mencaci-maki orang, gampang sekali, bahkan tidak perlu diajar sudah bisa.
b. Kalau ada guru tidak masuk karena sakit, murid-muridnya malah senang.
c. Kalau dipukul, kita cenderung membalas daripada mengampuni.
2. Seorang pembelajar “…membutuhkan keselamatan…”
Kenapa yang terpenting adalah kebutuhan keselamatan?
Karena dalam Tit 1:15 dikatakan: “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis”. Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan orang yang tidak beriman adalah dosa. Jadi, tindakan-tindakan yang kelihatannya baik sekalipun (seperti menolong orang miskin, dsb) tetap dianggap dosa.
Mengenai jalan keluar dari dosa awal / dosa keturanan ini kepada jalan keselamatan haruslah di dalam perjumpaan dengan Tuhan Yesus Kristus. Perjumpaan dengan Yesus itu artinya, diterima Yesus sebagai orang yang ditebus dari dosa. Penerimaan itu ditunjukkan dengan kemauan si pembelajar untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat satu-satunya dalam hidupnya.
Setelah seorang pembajar berjumpa secara pribadi dengan Yesus Kristus maka selanjutnya perlu kita sadari tentang arti penting dari pembelajar harus di bawah ke dalam keselamatan adalah karena:
a) Seorang Pembelajar bisa melakukan tindakan yang benar karena lahir dari orang yang telah diselamatkan oleh iman kepada Yesus Kristus.
Rom 1:5b – ‘percaya dan taat’. Ini salah terjemahan, yang lebih tepat adalah. NIV: ‘the obedience that comes from faith’ (ketaatan yang datang dari iman). Inilah ketaatan yang betul-betul, yaitu ketaatan yang lahir dari iman kepada Yesus.b) Seorang murid atau pembelajar dapat melakukan tindakan yang benar jika didasarkan pada kasih kepada Allah/Yesus. Yoh 14:15, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”.
c) Karena murid yang telah dibenarkan/diselamatkan yang dapat bertindak untuk kemuliaan Allah. 1Kor 10:31: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”.
d) Orang yang sudah diselamatkan tidak hidup untuk diri sendiri, tetapi untuk Tuhan.
- (i) Hidup untuk Tuhan
2 Kor 5:15 berbunyi:
“Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”,
- (ii) Hidup untuk kebenaran
1 Petrus 2:24,
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran”.
Oleh Bhaktiar Sihombing