Tujuan pendidikan itu bisa tercapai jika unsur-unsur pendidikan, yaitu visi-misi, kurikulum, metode, administrasi, pengajar dan pembelajar serta proses belajar mengajar berada dalam satu usaha pemberian yang terbaik bagi Tuhan dan sesama di dalam bimbingan Roh Kudus.
Penjelasan rumusan di atas:
1. “…berada dalam satu usaha pemberian yang terbaik bagi Tuhan…”
Dalam Kolose 3:23 dinyatakan,
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Kebenaran ini sangat penting karena seringkali para pelaksana pendidikan melakukan pendidikan tidak dengan sungguh-sungguh. Tetapi ada juga kenyataan lain yang sering dijumpai, yaitu adanya para pelaksana pendidikan yang mengawali pendidikan dengan semangat memberikan yang terbaik di dalam pendidikan tetapi bisa jadi diakhiri dengan kemunduran semangat untuk memberikan yang terbaik dan ada juga yang malah berhenti sama sekali.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Tanpa bersikap menghakimi tapi hanya mengkritisi: bisa jadi hal itu terjadi karena adanya motivasinya yang salah, misalnya motivasi akan uang semata, atau hanya karena mengisi waktu luang aja. Selain itu, para pendidik seringkali mengalami kekecewaan ketika melakukan segala sesuatu dengan melihat atau menujukan kepada manusia. Oleh karena itu, penting sekali prinsip Kolose 3:23.
2. “…di dalam bimbingan Roh Kudus”
Sebagaimana sudah dijelaskan tentang “…dalam bimbingan Roh Kudus…” maka dalam bagian ini hanya akan menjelaskan bimbingan Roh Kudus itu dari sisi pencapaian tujuan pendidikan?
Setiap perencana, pelaksana dan anak didik sendiri haruslah melihat bahwa segala proses pendidikan, baik itu dari perencanaan, pelaksanaan dan sampai kepada pencapaian hasil hanya akan dapat tercapai di dalam bimbingan Roh Kudus. Bentuk nyata bimbingan Roh Kudus itu dapat dipahami dalam beberapa aspek, yaitu:
a. Aspek pengajaran: Roh Kuduslah yang berperan aktif dalam mengajarkan segala kebenaran yang juga berhubungan dengan pendidikan, baik itu pada waktu perencanaan, baik itu kepada para pelaksana, dan juga kepada anak didik, Yoh 14:26.
b. Aspek pelaksanaan: Roh Kudus yang sedang dan akan memimpin para pelaksana, dalam proses belajar mengajar sehingga membawa hasil pendidikan itu ke dalam seluruh kebenaran, Yoh 16:13.
c. Aspek realitas akhir: Roh Kudus akan memimpin proses dan hasil dari pendidikan itu untuk memuliakan Tuhan, Yoh 16:14).
3. “…di dalam kedaulatan Allah…”
Menurut Macleod (1988;654), berbicara mengenai kedaultan Allah maka di dalamnya terdapat tiga pengertian, yaitu:
1) Kepemilikan. Dalam bahasa Yunani Kyrios dan despotes, untuk Tuhan yang menjelaskan bahwa segala sesuatu adalah kepunyaan Allah, baik itu manusia;
2) Otoritas: Allah memiliki hak mutlak untuk menyatakan kehendak-Nya kepada semua umat ciptaan-Nya. Tidak ada perintah atau kehendak-Nya yang pernah gagal;
3) Kontrol. Allah adalah Tuhan atas semua ciptaan-Nya, baik pada waktu ciptaan-Nya tidak menyenangkan-Nya atau pada waktu marah.
Berdasarkan 3 pengertian ini maka setiap pelaksana pencapaian tujuan pendidikan haruslah menyadari bahwa hasil ditentukan oleh Allah sekali pun sudah dikerjakan dalam suatu usaha pemberian yang terbaik.
Dengan kata lain, ketika para pelaksana pendidikan diberi kesempatan untuk berusaha maka haruslah berusaha sebaik mungkin walaupun hasilnya sesuai dengan yang kita inginkan atau tidak karena hal itu ada di tangan Tuhan. Hal ini penting bagi para pelaksana agar jangan kecewa dalam hidup tetapi makin terus terpacu untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan melalui pendidikan. Sesuai dengan apa dinyatakan oleh firman Tuhan dalam Kolose 3:23, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Oleh Bhaktiar Sihombing